Wednesday, November 28, 2018

Perjalanan Ausbildung Keperawatan di Jerman


Ausbildung itu apa sih? Ngapain aja? Kaya kuliah ya? Keperawatan sekolahnya belajar apa aja? Kok bisa sambil kerja? Kali ini saya ingin menceritakan gimana sih kemarin selama Ausbildung di Medizinische Hochschule Hannover dan apa saja yang dipelajari.

Patienten-Uni: kesempatan kita para murid dibimbing oleh guru kelas, untuk mengenalkan dan menjelaskan soal chronische Schmerzen kepada para pasien dan pengunjung
1 Agustus 2015, hari pertama saya masuk sekolah. Ausbildung keperawatan yang saya ambil memiliki sistem blok, blok teori dan blok praktik. Artinya, murid-murid bukan hanya akan duduk di kelas dan mendengarkan Vorlesung, tapi juga akan dikirim langsung ke stasiun-stasiun rumah sakit atau non rumah sakit untuk mempraktikkan langsung apa yang dipelajari di teori. Untuk dua bulan pertama, saya diajarkan berbagai macam teori dasar merawat pasien; mulai dari cara merawat kulit pasien, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat memandikan/ membatu pasien saat mandi, dan Prophylaxen. Apa itu Prophylaxen? Itu adalah trik-trik pencegahan atau hal-hal yang perlu diperhatikan orang medis kepada pasiennya. Paling dasar dari pencegahan ini contohnya Dekubitus-, Pneumonie-, Kontraktur-, Thrombose-, Sturz-, dan Infektionsprophylaxe. Di tahun pertama juga, kita diajari bagaimana cara merawat luka, mulai dari yang ringan hingga kronis, merawat pasien yang mempunyai chronische Schmerzen (rasa sakit kronis), pasien anak-anak dan orang tua beserta perkembangan psikologinya, pasien yang sedang schock (karena alergi, kardial, sepsis, usw.) dan lain sebagainya.

Diabetes Projekt: kita diberi kesempatan untuk beraten para pasien yang sedang diterapi oleh pusat rehabilitasi setempat di kota Hannover soal Diabetes
Tahun kedua, kita mulai diajarkan bagaimana andil kita sebagai perawat dalam diagnostik dan dalam rangka perubahan nama Krankenpflege ke Gesundheits- und Krankenpflege; yang mana artinya suster ada bukan hanya untuk merawat penyakit pasien, tapi juga bagaimana cara membantu si pasien untuk lambat laun menuju sembuh, kita diajarkan bagaimana melakukan visiting ke pasien, mencari tahu apakah si pasien masih perlu informasi atau penjelasan mengenai penyakit dan hal-hal disekitarnya, dan juga memberi penjelasan dan tips/trik kepada pasien tersebut. Di tahun kedua ini juga, murid-murid diberi kesempatan untuk mengikuti exchange program di Uni Eropa, Erasmus. Saya dan 75% dari jumlah murid di kelas saya ramai-ramai mengikuti program ini dan pada kesempatan kali ini saya mendaftarkan diri untuk exchange ke Inggris. Tempat kerja di Inggris didapat, tapi sayangnya pada waktu itu Brexit lagi hot-hotnya di Uni Eropa, maka visa yang saya ingin daftarkan untuk selama pertukaran pelajar tersebut pun tersendat. Akhirnya secara spontan saya mengganti tujuan saya ke kota cantik Salzburg di Austria, yang mana untuk itu saya tidak perlu mendaftar visa ekstra lagi.

Kompleks rumah sakit tempat saya menyelesaikan program Erasmus saya

Selama Erasmus, saya menyempatkan diri berkunjung ke tempat-tempat indah di Jerman Selatan dan sekitar Salzburg, salah satunya adalah Königssee
Pulang dari Erasmus, tahun ketiga dimulai. Murid-murid mulai dipersiapkan untuk Exam ditahun depannya. Kita mulai diajari penyakit-penyakit umum yang akan kita sering temui saat bekerja nanti, mulai dari resiko faktor, penyebab, diagnostik, simptome, hingga cara terapi dan andil perawat dalam terapi tersebut. Tak hanya berbagai macam penyakit, selama Ausbildung kita juga mempelajari cara kerja rumah sakit di Jerman, hukum medis dan keperawatan di Jerman, hak dan kewajiban sebagai perawat, mendiskusikan hal-hal tabu seperti Sterbehilfe (membantu pasien agar meninggal dengan cepat) dan hal-hal yang behubungan dengan kode etik lainnya. Tentu, kita juga dibekali bagaimana cara merawat dan membimbing/ menemani pasien yang palliativ hingga nafas terakhir mereka.

Selang beberapa bulan kemudian, kelas saya memutuskan untuk jalan-jalan bersama atau yang disebut Kursfahrt. Selama Kursfahrt, kita diwajibkan untuk minimal 8 jam melakukan kegiatan bersama, sisanya, it's your free time! Musim panas 2017, kita memutuskan untuk berangkat ke Spanyol, tepatnya kota anak muda Calella.

Pada hari kedua, kita menyempatkan diri untuk mengunjungi kota tua Barcelona
Pulang dari Kursfahrt, perang dimulai. Kita dijejali pelajaran dari pagi hingga malam, berlatih bagaimana menjawab soal ujian dengan benar. Di sela-sela, kita kembali dikirim ke berbagai macam stasiun, mempelajari bagaimana cara mempraktikkan apa yang telah dipelajari selama blok teori. Dalam blok praktik, ada beberapa stasiun yang diwajibkan oleh Krankenpflege Gesetz (hukum keperawatan Jerman) untuk para muridnya sebagai persyaratan untuk ikut ujian negara dan lulus. Stasiun atau bidang yang diwajibkan adalah stasiun bedah, penyakit dalam, geriatri, ginekologi, neurologi, pediatri, stasiun tempat persalinan, dan psikiatri. Selain itu, sekolah saya juga memberi kesempatan untuk kita para muridnya untuk melihat dan bekerja langsung di ICU, ER, OP dan pusat-pusat rehabilitasi. Untuk saya sendiri, saya hanya mendapat kesempatan bekerja langsung di ICU dan satu pusat rehabilitasi.

Saat blok teori mengenai penyakit dalam, khususnya mengenai Viszeralchirurgie
Bulan Maret 2018, kita mulai masuk ke mode ujian. Banyak teman-teman sekelas belajar lewat Karteikarte mereka, kartu yang ditulis personal oleh mereka; depan pertanyaan dan bagian belakang jawabannya, semacam tanya jawab, namun bisa dilakukan sendiri. Di bulan April, ujian tertulis dimulai. Ujian tertulis tersebut berlangsung selama tiga hari berturut-turut; di hari pertama poin beratnya mengenai penyakit-penyakit yang kita pelajari di tahun ketiga, di hari kedua ujian lebih condong mengenai andil perawat dalam berbagai macam terapi, dan hari ketiganya kita disodori soal mengenai hukum keperawatan di Jerman. Selang dua minggu kemudian, ujian praktik dimulai dan seperti yang saya tulis di atas, ujian tersebut akan berlangsung di Heimatstation masing-masing murid dan akan diadakan selama dua hari berturut-turut. Awal Juni 2018, ujian lisan dimulai. Murid diberi kesempatan untuk menarik satu Fallbeispiel (contoh kejadian di stasiun) dan harus menjelaskan dan menjawab soal yang diberikan oleh para penguji. Di hari yang sama, kita akan diberi tahu lulus atau tidaknya.

Uuuuund wir haben geschafft!
Secara garis besar, saya lebih prefer mengatakan Ausbildung itu layaknya sekolah ketimbang universitas. Kenapa? Selama Ausbildung, kita memiliki jam 'kerja' khusus, kapan masuk kelas dan kapan kelas selesai, kita juga diabsensi tiap harinya. Jadi, program ini lebih 'ketat' ketimbang kalau kamu memutuskan untuk kuliah/universitas yang mana tidak terlalu ketat absensinya. Kasarnya, Ausbildung keperawatan itu lebih ke 'kamu di bayar untuk belajar'. Ya, selama tiga tahun penuh saya mendapat gaji bulanan, sogar gaji ketigabelas (atau semacam THR kalau di Indonesia) pada akhir tahun. Di sekolah, kita juga diajarkan untuk ikut aktif menjawab, guru pun tidak akan men-judge kamu salah walaupun kamu menjawab salah. Malah, mereka akan membimbing kamu dengan memberi pertanyaan lanjutan sampai kamu sendiri dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar di kelas. Juga selama tiga tahun kita banyak belajar dalam kelompok-kelompok dan diharuskan untuk mempresentasikan hasil kerja grup. Jadi pada saat kamu selesai sekolah, kamu sudah siap menjelaskan dan menginformasi pasien kamu nantinya. Lange Rede kurzer Sinn, saya senang memutuskan mengikuti program ini 😍

Thursday, November 15, 2018

Visa Aupair? No Problem!

Banyak yang bertanya seputar visa Aupair: tips agar lolos? Waktu diinterview apa yang harus diperhatikan? Dokumen yang perlu dipersiapkan? Surat motivasi? Dan yang paling penting: apa yang perlu diperhatikan dan dikonfirmasi lagi dengan calon Gastfamilie? Di sesi kali ini, saya akan membagikan informasi sejauh yang saya tahu dan saya alami sendiri sebagai pendaftar visa Aupair beberapa tahun lalu; juga beberapa tips tentunya!

Di post ini, saya pernah membahas bagaimana cara mendaftar Aupair step by step; but i know it's harder to be done than said. Sering kita lupa beberapa hal penting dan bahkan fatal bila tidak diperhatikan atau didiskusikan kembali dengan calon keluarga kedua kita di Jerman. Jadi poin pertama yang akan di bahas: apa aja sih yang perlu di tanya/ konfirmasi kembali? Agar singkat dan padat, berikut beberapa poin yang harus di klären dengan Gastfamilie 😉

♥ Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam Umgang dengan Gastkindern, biasanya setiap keluarga mempunyai aturan dan cara main tersendiri, untuk mengurangi chance timbulnya masalah gara-gara diskrepans informasi antara kamu ke Gastkindern dan orang tua mereka ke mereka, ada baiknya ini dipertanyakan saat sesi pengenalan dengan keluarga

Waktu kerja kamu, wie gesagt, setiap keluarga punya aturan mainnya sendiri, poin ini juga penting supaya kamu bisa membagi waktu untuk dirimu sendiri (read: Sprachkurs, Ausflug, Urlaub usw.) dengan waktu kerja kamu. Untuk hari libur, sebagai Aupair kamupun mendapatkan hari libur sekitar 28 hari per satu tahun yang boleh kamu ambil kapan saja, tentu dengan cara mendiskusikan hal tersebut ke keluarga kedua kamu terdahulu. Karena bisa jadi, agar kamu bisa berlibur, mereka harus mengambil cuti dari pekerjaan mereka

Uang saku dan uang kursus bahasa, perlu diingat, keluarga kedua kamu hanya berkewajiban untuk memberi 260€ uang saku perbulannya dan 50€ untuk uang kursus bahasa kamu. Seandainya kamu akan diminta banyak lembur dan 50€ uang kursus menurut kamu terlalu sedikit untuk menutupi uang kursus kamu per levelnya, tanyakan dan diskusikan hal tersebut ke Gastfamilie! I know it could be a little bit awkward, tapi kalau kamu tidak konfirmasi sekarang, kapan lagi? Juga untuk tambahan: uang transportasi; apakah kamu akan mendapat kartu transportasi bulanan dari Gastfamilie? Atau kamu harus bayar sendiri?

Tugas kamu dengan sang anak, vor allem: secara detail!

Kamu bisa melihat contoh standar kontrak Aupair yang dikeluarkan oleh Bundesagentur für Arbeit di sini. Baca baik-baik kontrak kerja kamu sebelom menandatanganinya.

Selanjutnya, surat motivasi. Bingung apa yang harus ditulis di surat motivasi? Di sini saya hanya akan berbicara dari pengalaman dan informasi yang saya dapat selama tinggal di sini. Saat menulis surat motivasi, kembali lihat tujuan program Aupair sebenarnya. Bukan sebagai kesempatan mencari uang, bukan sebagai batu loncatan untuk studi (walaupun saya tahu banyak dari kita yang ikut Aupair dengan tujuan ini), dan juga bukan untuk berlibur. Program ini diperuntukkan untuk orang-orang yang ingin mengenal budaya dan bahasa negara tujuan dengan cara ikut hidup dengan keluarga host kita di negara tujuan. Budaya kerja, cara pandang dan cara pikir orang-orang negara tujuan, dan keseharian orang negara asal. Let's say kamu menulis kalau kamu ingin melanjutkan studi di Jerman: dengan cara pikir orang Jerman, kamu 80% akan dipertanyakan, mengapa tidak langsung ke Sprachschule/ Studienkolleg/ universitas?  Jadi saran saya, jadikan tujuan program sebenarnya sebagai acuan, mengapa kamu termotivasi untuk ikut Aupair.

Saat interview, ada juga chance kamu akan ditanya: setelah Aupair apa rencana selanjutnya? Saya pribadi juga tidak menyarankan untuk menyebut studi/ kerja. Karena di poin itu, kalau kamu sudah tertarik untuk belajar atau bekerja di Jerman, kembali lagi -orang Jerman akan berpikir, kalau begitu kenapa tidak langsung SprachschuleStudienkolleg/ universitas atau bahkan mendaftar kerja? Saran saya, jawablah seadanya. Banyak dari kita mengikuti program Aupair untuk mengenal dan mencoba beradaptasi dengan kehidupan di Jerman, agar tidak shock berat, kita memilih untuk 'dibimbing' oleh Gastfamilie. Selanjutnya? Tergantung apakah kamu cocok dengan kehidupan dan bahasa di sini, jika kamu berorientasi ingin menambah pengalaman, kamu bisa bilang kamu tertarik untuk mengikuti FSJ/BFD/Ausbildung dan jika kamu tertarik untuk membangun profesi, mungkin ke universitas bisa jadi plan jangka panjang kamu.

Sekali lagi, saya hanya menyarankan berdasarkan pengalaman dan informasi yang saya dapat sejauh saya tinggal di Jerman. Jadi tidak menutup kemungkinan kamu menulis hal lain di surat motivasi kamu, dan sebaliknya: saran saya pun tidak menjamin 100% visa kamu lolos.

Aber trotzdem viel Glück yaaah!

Next step: Dunia Kerja di Jerman

Tiga tahun berlalu, artinya masa Ausbildung saya akan selesai dan saya pun harus mulai mempersiapkan pendaftaran kerja. Beruntung, dunia kerja untuk para calon perawat di Jerman tidaklah sepelik dan sesusah di bidang pekerjaan lain. Hal ini dikarenakan Jerman sedang membutuhkan banyak personalia di bidang medis. Kali ini saya ingin membagikan tips dan trik yang saya pelajari untuk membuat dokumen pendaftaran kerja dari masa Ausbildung saya dan akhirnya membawa saya ke tempat kerja saya sekarang :) So, let's start!

Di beberapa post saya yang lalu, saya ada membagikan tips dan trik untuk Vorstellungsgespräch dan persiapan dokumen yang mungkin saja diperlukan. Maka dari itu saya tidak akan mengulang lagi poin-poin yang telah disebutkan di kedua tautan tersebut.

Untuk mendaftar kerja, baik Gastmutter saya dahulu maupun guru saat Ausbildung saya menyarankan untuk membuat Bewerbungsmappe (map pendaftaran). Lewat map ini, kita sebagai pendaftar kerja ingin menunjukkan bahwa kita serius mendaftar kerja dan siap untuk masuk ke dunia kerja. Jika ingat post saya tentang Aupair maupun FSJ, untuk pendaftaran kedua program ini, pendaftar tidak diharuskan membuat map pendaftaran. Kenapa? Simpel, Aupair dan FSJ diperuntukkan atau mostly intersted by teenager or young adults. Maka Arbeitgeber pun tidak mengekspektasi pendaftar agar membuat map tersebut.

Credit: https://robiah.info/40-aufbau-bewerbungsmappe-deckblatt-standbild/aufbau-bewerbungsmappe-deckblatt-vorlage-bildwandler-verfassen-musteranleitung-fur-den/

Map tersebut bisa dibeli di toko drogerie seperti Rossmann atau toko alat tulis terdekat, bahkan supermarket seperti EDEKA pun menjual map untuk ini. Seperti yang bisa kamu lihat di gambar atas, selain Motivationsschreiben dan Lebenslauf, hal baru yang bisa disisipkan di Bewerbungsmappe adalah Deckblatt. Deckblatt berfungsi untuk mengundang Arbeitgeber atau siapapun yang menerima pendaftaran kita untuk mengenal kita lebih jauh dengan menampilkan foto personal kita dan data kontak.

Credit: karrierebibel.de

Bisa dilihat di atas, foto yang dipakai pun bukan Passfoto biasa untuk memperpanjang Visa, sedangkan Bewerbungsfoto. Foto tersebut bisa dibuat di fotografer manapun yang menawarkan jasa ini. Untuk harga bisa berkisar antara 20-50 €, namun foto tersebut biasanya akan dikirim lewat E-mail maka bisa dipakai berkali-kali.

Do's:
Dresscode Bewerbungsfoto tak beda jauh dengan Vorstellungsgespärch: rapi dan warna tidak berlebihan. Rambut sebisa mungkin tidak menutupi muka dan telinga seperti Passfoto. Perhiasan dan piercings diperbolehkan, hanya saja jangan berlebihan. 

Don'ts:
Hindari pakaian bertangan pendek, jika kamu hanya punya blus bertangan pendek yang kamu ingin pakai di Bewerbungsfoto, maka disarankan untuk melayer blusnya dengan blazer.  Selain itu pemakaian make-up yang berlebih juga sebaiknya dihindari.

Tak hanya mengenai pendaftaran kerja, kali ini saya juga ingin menuliskan pengalaman saya mendaftar visa kerja di Jerman. Dua bulan sebelum masa Ausbildung dan visa Ausbildung saya berakhir, saya mendapat kontrak kerja dari rumah sakit tempat saya bekerja sekarang. Tinggal membuat Termin di Ausländerbehörde, pikir saya. Ternyata tidak, tawaran tertinggi kantor imigrasi untuk membuat/ mendaftar visa baru adalah tiga hari sebelum visa Ausbildung saya berakhir. Mengetahui bahwa proses pembuatan visa kerja di Jerman tidaklah semudah dan secepat itu, mulaslah perut saya.

Tidak mudah, kenapa? Pertama, at the moment tempat kerja saya memberi kontrak kerja ke saya tanpa tahu apakah saya akan lulus Ausbildung atau tidak. Maka di saat saya serah terima surat kelulusan, di saat itu juga saya harus menyerahkan surat tanda kelulusan tersebut ke Arbeitgeber saya. Setelah itu saya harus mengajukan ke Bundesagentur für Arbeit kota saya surat daftar kerja, artinya badan lembaga tersebut akan mengverifikasi apakah saya orang yang tepat/ yang dibutuhkan untuk pekerjaan yang saya daftar. Lembaga tersebut akan melihat apakah saya sudah memenuhi persyaratan pekerjaan tersebut (read: sudah lulus Ausbildung) dan melihat, apakah ada alasan tertentu mengapa saya, seorang Ausländer (bahkan dari non-EU), harus dipekerjakan oleh Arbeitgeber saya? Untuk itu saya diharuskan meminta Arbeitgeber saya untuk mengisi lembar pendaftaran tersebut.

Di hari H, untungnya saya diberikan surat lampiran khusus, dengan surat lampiran tersebut, saya boleh langsung bekerja sesuai tanggal yang tertera di kontrak kerja saya walaupun visa Ausbildung telah tak berlaku lagi. Tiga bulan setengah berlalu, keluarlah visa kerja saya. Ya, tiga bulan. Selama 5 tahun saya di Jerman, visa saya tak pernah dikeluarkan lebih dari sebulan. Lama masa berlaku visa kerja saya juga tidak panjang, hanya dua tahun. Orang asing yang bekerja di Jerman biasanya mendapatkan visa kerja sepanjang masa berlaku paspor mereka -in meinem Fall, wäre das 4 Jahre. But well, saya tidak mau memusingkan hal tersebut, yang penting saya sudah kembali legal di Jerman!