Wednesday, March 12, 2014

Au-pair

      Au-pair? Ya, Au-pair, pada dasarnya program ini dibuat agar kedua pihak, yakni si Au-pair dan Gastfamilie (pihak keluarga di negara yang dituju), sama sama mendapatkan keuntungan. Au-pair dimaksudkan dapat mengenal budaya, bahasa, serta gaya hidup orang di negara yang dituju, sementara dari pihak Gastfamilie merasa terbantu atas penjagaan anak mereka dan pekerjaan rumah tangga ringan. Program ini dilaksanakan di berbagai negara, seperti Australia, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, Belanda, dan lain sebagainya. Namun kali ini Au-pair di Jerman yang akan dibahas.
      Tugas utama seorang Au-pair adalah menjadi kakak dari adik keluarga Gastfamilie. Artinya, kamu bertanggung jawab untuk menjaga 'adik kecil' kamu di keluarga tersebut. Mulai dari mengantar dan menjemput ke dan dari sekolah, memberi makanan, mengajak bermain dan belajar, dan menemani tidur. Namun tugas ini juga bergantung pada pembicaraan antara calon Au-pair dan Gastfamilienya. Ada yang setuju mengerjakan pekerjaan rumah ringan, seperti menggosok baju (baju sang adik biasanya), mencuci piring, dan acara bersih-bersih lainnya. Untuk urusan tugas, ada baiknya dibicarakan sejelas mungkin dengan calon Gastfamilie.
      Sebaliknya, kita sebagai Au-pair berhak mendapatkan waktu untuk belajar bahasa dan datang ke even-even kultur di Jerman. Sesuai peraturan Jerman yang baru, Gastfamilie akan ikut membayar 50€ kepada lembaga bahasa yang diikuti Au-pairnya. Sisanya, tergantung kesepakatan (dan pastikan kesepakatan tersebut dicantumkan pada kontrak). Di samping itu, Au-pair juga berhak mendapatkan uang saku (bukan gaji, karena Au-pair bukanlah pembantu rumah tangga) dari Gastfamilie. Normalnya 260€ per bulannya (minimum dan sudah ditentukan), namun hal ini juga tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Biasanya kenaikan angka uang saku berdasarkan pekerjaan rumah yang diambil ataupun penambahan jam kerja, yang normalnya 30 jam seminggu dengan hari Minggu libur full.
      Bagaimana? Kamu tertarik? Jika ya, tahap selanjutnya: penuhi persyaratan menjadi Au-pair. Pertama, kamu minimal berumur 18 tahun dan maksimal 24 tahun. Kedua, kamu memiliki sertifikat bahasa Goethe Institut (dengan cara mengikuti test) dengan tingkat bahasa minimal A1. Rumornya, makin tinggi tingkat bahasa, makin cepat kamu mendapat Gastfamilie. Ketiga, kamu menyukai anak-anak, karena nantinya kamu akan berkecimpung di dunia 'adik'-mu. Keempat, memiliki kemauan besar untuk ke Jerman, karena banyak hal di sana yang mungkin saja membuat kamu memilih pulang ke Indonesia bahkan sebelum kontrak berakhir (seperti culture shock, rindu rumah, dan lain sebagainya).
Cr: http://www.nanniesabroad.co.nz/

      Kamu sudah memenuhi semua persyaratan? Maka mari maju ke tahap selanjutnya: mencari Gastfamilie. Saya pribadi menyarankan kamu mencari Gastfamilie sendiri, tidak lewat agen apapun (tidak bermasud menjelekkan agen). Karena pada dasarnya mencari Gastfamilie itu mudah dan tanpa biaya. Kamu bisa mendaftar ke www.aupair-world.net tanpa dipungut biaya sepeser pun. Setelah kamu sign in, maka mulailah menata profilmu semenarik dan sejujur mungkin. Pasang foto-fotomu yang menunjukkan betapa kamu suka anak-anak. Selanjutnya, mulailah mencari (dengan hati-hati) keluarga yang pas. Namun kerugian lewat Aupair-World ini, jika kamu memiliki masalah dengan Gastfamilie kamu (seperti tidak diberi uang saku dst), maka tidak ada yang menengahi (namun jangan takut, kamu bisa pindah Gastfamilie sendiri jika ini terjadi).
     Kamu memilih ikut agen? Oke, saya jabarkan sedikit soal agen Au-pair. Agen Au-pair tersebar di banyak daerah, mulai dari daerah di Indonesia sendiri ataupun dari Jerman. Kamu bisa mendaftar di www.au-pair-agenturen.de (mereka akan mengirim profil kamu ke 10 agen di kota lain yang dibawahinya) atau di www.au-pair-vij.org (sayangnya kamu hanya boleh mendaftar di satu kota). Kamu akan dimintai surat kesehatan dokter (menyatakan kamu bebas HIV/AIDS, TBC, dan hepatitis), surat rekomendasi (dari keluarga/teman), dan surat kepribadian diri (dari keluarga/teman). Keuntungan kamu ikut agen, ada pihak ketiga yang menengahi bila Au-pair bermasalah dan agen dapat membantu mencari Gastfamilie baru bila Au-pair putus kontrak. Sayangnya, pencarian Gastfamilie kedua akibat putus kontrak sering dinilai negatif oleh Gastfamilie lain. *kedua link agen di atas adalah agen di Jerman*
      Kamu sudah mendapat calon Gastfamilie? Bagus, kita maju ke tahap selanjutnya. Mulailah berkenalan dan bertanya pada diri sendiri 'Apa keluarga ini cocok bagi saya?'. Perhatikan kebiasaan dan hobi. Jangan lupa nyatakan agamamu (terutama Islam, karena dibutuhkan pengertian khusus dari pihak Gastfamilie soal makanan -halal tidaknya- dan jadwal Shalat), dan bersikap jujur. Jika memang klop, mulai ajukan kesepakatan jam kerja, biaya ini dan itu, akomodasi, kursus bahasa, uang saku, dan berbagai kesepakatan lainnya yang dibutuhkan. Untuk biaya penerbangan kita, ada beberapa keluarga yang mau membayarkan full, dibayarkan full atau setengah dan diganti dengan pemotongan uang saku per bulan, dan tidak mau membayarkan. Pastikan semua kesepakatan dicantumkan pada kontrak.
      Persetujuan tercapai? Oke, mari menunggu kiriman kontrak dan surat undangan dari Gastfamilie-mu. Baca seluruh pernyataan sebelum tanda tangan. Jika sudah, maka tahap selanjutnya: membuat visa Au-pair, horray!
     Pembuatan visa Au-pair dapat dilakukan hanya di Kedutaan Besar Jerman di Jakarta dan pembuat visa harus datang sendiri (tidak diwakili). Kamu diharuskan membuat Termin/ Janji dengan pihak kedutaan di www.jakarta.diplo.de (klik 'Book your appointment here' di sisi kanan). Setelah janji dibuat, print e-mail konfirmasinya dan bawa saat kamu membuat visa.
      Kamu akan memerlukan formulir pendaftaran visa (www.jakarta.diplo.de>> Ketentuan-ketentuan visa>> Informasi umum tentang visa>> Formulir visa nasional), kontrak Au-pair, surat undangan Au-pair, sertifikat bahasa Goethe Institut, fotokopi Passport (ketentuan: satu fotokopi di satu lembar, kertas tidak boleh dipotong), dan foto diri (latar putih, muka 80%, 3,4x4,5 cm, telinga terlihat). Semua data yg diperlukan rangkap dua, serta persiapkan bahasa Jerman lisanmu. Sebagai informasi tambahan, disarankan hanya membawa dokumen penting visa saja karena ada proses pengecekan saat di kedutaan. Orang yang TIDAK terlibat dalam proses pembuatan visa DILARANG masuk.
      Saat pembuatan visa, kamu akan diwawancarai oleh pihak kedutaan dengan bahasa Jerman. Selain itu, kamu juga mendapatkan surat pernyataan dari kedutaan yang harus diisi. Biaya yang harus dikeluarkan untuk pembuatan visa ini 60€ yang dikurskan rupiah pada hari itu (dibayar dengan rupiah) dan simpan bukti pembayaran. Jika sudah, maka kamu tinggal menunggu telepon dari kedutaan yang menginformasikan visa Au-pair kamu telah jadi.
      Jika visamu sudah jadi, segera bawa Passport dan bukti pembayaran visa ke kedutaan. Maksimal jam 10 pagi, kamu sudah harus menitipkan Passportmu di loket 5 kedutaan (tidak perlu membuat janji, cukup tunjukkan bukti pembayaran dan Passportmu pada satpam). Pada pukul 1 siang, proses pengambilan visa dimulai dan Tadaa! visa pun jadi. Segera cek visamu dan yakinkan tidak ada kesalahan.
      Siap berangkat ke Jerman? Ya! Segera booking pesawat setelah menerima visa. Maskapai Garuda Indonesia (yang bekerja sama dengan Etihad) yang termurah dan termudah proses pembayarannya (menurut pengalaman). Cek kapasitas bagasi dan apakah pemilik kartu kredit pembayar tiket HARUS ikut dalam penerbangan tersebut. Sebagai tambahan, sebelum kamu berangkat ke Jerman, ada baiknya mengecek cuaca (temperatur) di kota yang dituju dan sesuaikan dengan pakaianmu. Dan... Holla~ Germany, I'm coming!
     Di bandara Indonesia, kamu akan melewati meja imigrasi (pastikan kamu membawa Passport!). Di Jerman pun kamu akan membutuhkan proses pengecekan di meja imigrasi (diwawancarai seputar Au-pair). And, welcome to Germany!

1 comment:

  1. Saya Nengsi maaf melenceng dari artikel di atas
    apa boleh saya bertanya ?
    ada beberapa pertanyaan yang ingin sekali saya tahu jawabannya
    1. Apa benar sudah cukup sertifikat B1 untuk hidup & mengikuti Ausbildung ?
    2. Saya membaca artikel bahwa banyak orang2 yang mengikuti Aus ini di pulangkan karna kendala bahasa lagi walaupun dia sudah lulus B1 dan orang local kebanyakan tidak mau kerja kelompok dengan orang Indonesia yg masih kurang dalam berkomunikasi. Bagaimana pendapat kalian ? solusi ?
    3. Apa bener gaji 400 itu sangat kurang disana misal ikut Aus lewat Agen ?

    Terima kasih sebelumnya
    saya berencana ikut Ausbildung , saya berharap bisa sukses walaupun harus melewati banyak tantangan heheheh

    ReplyDelete