Sunday, April 6, 2014

Hal-hal di Jerman -dua-

Beberapa hal lagi yang mungkin kamu perlu ketahui yang berkaitan dengan kehidupan di Jerman.

11. Tepat waktu
      Karakter yang satu ini sangat Jerman sekali. Bukan hanya personalnya saja, juga sarana prasarana umum sangat tepat waktu. Jika kamu membuat janji dengan kolega atau teman Jermanmu, tidak baik jika kamu datang terlalu cepat (ke pesta misalnya, karena mungkin saja sang tuan rumah sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya) apalagi terlambat. Lain halnya jika kamu ingin naik bus atau kereta, maka kamu disarankan untuk datang sedikit lebih awal. Jika tertulis bus atau kereta akan sampai di halte atau stasiun pukul 12 siang, maka biasanya 11:57 bus atau kereta sudah sampai dan mulai menerima penumpang. Akan lebih tenang, kan, jika sebelum pukul 12 sudah duduk manis di dalam bus atau kereta? Dan tepat pukul 12 bus atau kereta langsung berjalan. Sopir tidak akan menunggu kamu jika kamu terlambat, walaupun sopir melihat kamu berlari-lari menuju bus atau keretanya.

12. Bir
      Bagi yang berusia 18 tahun ke atas, di sini kamu sudah diperbolehkan minum bir dan minuman beralkohol lainnya. Bir sangat terkenal di Jerman dan ada satu ritual penting sebelum minum bir. Jika kamu ingin meminum bir dengan beberapa kolegamu, maka kamu harus menunggu semua kolegamu siap menyisip bir mereka. Setelah mereka siap, maka angkat gelasmu dan pertemukan dengan gelas salah satu kolegamu sambil menatap matanya (kolegamu juga akan menatap kamu) dan katakan 'Prost' atau ,Zum Wohl'. Lakukan hal ini kepada semua kolegamu yang ikut minum bir, baru setelahnya kamu diperbolehkan menyisip birmu.

13. Tatapan mata
      Saya pernah mendengar bahwa kebanyakan perempuan asal Asia akan susah sekali berjalan sambil mengangkat muka dan menatap mata orang lain yang ia temui. Asia sangat kental soal cara menghormati orang lain, terutama senior (baca: tua). Namun bukan berarti Jerman dan wilayah barat tidak ada penghormatan terhadap orang lain. Diberitahu Gastvater saya, kebiasaan ini tidaklah baik jika diteruskan. Kita harus berani menatap wajah bahkan mata orang lain, terutama yang sedang mengajak kita berbicara. Jika tidak, orang akan menganggap kamu lemah (bagi mereka yang tidak sedang berbicara dengan kita) dan terbuka kesempatan bagi mereka untuk berbuat jahat. Masih banyak cara lain untuk respek ke orang lain, seperti sopan santun dan bertegur sapa. Maka biasakan mengangkat wajah dan menatap mata orang lain saat kamu berjalan ataupun berbicara.

14. Bertamu
      Jika kamu diundang ke pesta atau pertemuan sesama teman, maka ada baiknya kamu membawa buah tangan. Ini bukan suatu keharusan, hanya saja lebih ke sopan santun dan dilakukan oleh semua orang Jerman untuk tidak bertangan kosong jika bertamu. Bahkan jika kamu diundang untuk makan pagi bersama di rumah kolegamu, maka kamu bisa membawa roti untuk tambahan makan pagimu dan kolegamu.

15. Makanan dingin dan makanan hangat
      Jika di Indonesia kita terbiasa makan 3x sehari (pagi, siang, dan malam) dengan makanan hangat 'seadanya', berbeda dengan di Jerman. Di sini, terdapat 2x makan makanan dingin dan 1x makan makanan hangat. Namun makanan dingin disini bukan berarti kamu makan makanan yang baru saja dikeluarkan dari freezer, tetapi makanan hangat 'seadanya' ala Indonesia (hehe...), seperti roti. Roti biasanya akan dipanaskan dengan oven ataupun mesin panggang. Untuk makanan hangat, bisa dianggap sebagai makanan sangat panasnya Indonesia. Makanan hangat akan dihidangkan langsung, segera setelah makanan selesai dimasak.

16. Sampah
      Berbeda dengan di Indonesia, di mana kia bisa membuang berbagai macam sampah dalam 1 kantung, di Jerman kamu harus memilah sampah mana yang cocok dengan warna kantung sampah. Sampah dibagi menjadi 4, sampah bio: seperti kulit buah dan sayuran (berwarna hijau dan biasanya dijadikan kompos), sampah sisa: seperti tisu (berwarna hitam), sampah nonorganik: seperti plastik dan metal (berwarna kuning), dan sampah kertas: seperti kardus dan kertas roll tisu (berwarna biru). Jika kamu tidak memilah sampah dengan benar, maka petugas pengangkut sampah tidak akan mengangkut sampah di rumahmu. Ada tambahan satu jenis sampah lagi, yaitu sampah kaca. Yang ini biasanya akan dikumpulkan di tempat khusus di dekat rumah, namun tidak di semua rumah.

17. Leergutautomat
      Di sini jika kamu membeli air soda atau minuman berkemasan botol plastik, maka kamu akan dikenakan harga beli dua kali: harga isi botol dan harga si botol. Tidak hanya kemasan minuman saja, saat membeli sabun cuci berwadah plastik, kamu juga akan dikenai biaya.
Contoh wadah sabun cuci yang juga dikenakan biaya (bawah).
Cr: ciao.de

     Botol yang telah kamu beli bisa kamu daur ulang sendiri di mesin daur ulang (terdapat di supermarket) saat kamu berbelanja, dan setelah didaur ulang biaya yang kamu keluarkan untuk membeli si botol akan dikembalikan lagi dengan bentuk struk. Saat kamu ke kasir untuk membayar belanjaan, jangan lupa sertakan struk daur ulangmu dan nantinya jumlah belanjaanmu akan dipotong. Selain berbahan plastik, kemasan botol kaca dan kaleng pun bisa didaur ulang.
Salah satu contoh Leergutautomat.
Cr: de.m.wikipedia.org

18. Program Daylight Saving
      Adik saya pernah bertanya, kok beda jam Jerman-Indonesia di musim semi-panas dan gugur-dingin berbeda? Di musim gugur-dingin, beda waktu dengan Indonesia 6 jam, sedangkan di musim semi-panas 5 jam. Jawabannya karena adanya program Daylight Saving ini. Di musim gugur-dingin matahari akan terbit lebih lambat (sekitar jam 7-8 pagi) dan tenggelam lebih cepat (sekitar jam 4-5 sore). Tapi di musim semi-panas, matahari akan terbit lebih cepat (sekitar jam 6 pagi) dan tenggelam lebih lambat (sekitar jam 8 malam).
     Dari perbedaan rentang waktu bersinarnya matahari inilah maka diterapkan program Daylight Saving, dengan tujuan menghemat energi listrik dan memanfaatkan sinar matahari. Misalnya sekarang jam 7 pagi di musim dingin dan hari masih gelap, maka kita menghidupkan lampu (saat ini perbedaan jam dengan Indonesia 6 jam -di Indonesia jam 1 siang). Tapi saat memasuki musim semi, pada jam yang sama tentu sudah mulai terang. Maka dengan program ini waktu dipercepat satu jam, yaitu menjadi jam 8 dan kita tidak perlu lagi menghidupkan lampu (kini jam di Jerman dipercepat 1 jam tetapi di Indonesia tetap jam 1 siang, maka selisih menjadi 5 jam). Program ini akan dijalankan oleh software dengan sendirinya pada jam yang memakai sinyal sebagai patokan (juga smartphone dan laptop).
Wilayah berwarna biru adalah pengguna program ini, oranye pernah namun sekarang tidak lagi, dan merah tidak pernah sama sekali menggunakan program ini.
Cr: en.m.wikipedia.org

19. Orang tua
      Orang tua di Jerman mandiri dan cukup up-to-date soal teknologi menurut saya. Saya sering melihat para senior naik-turun bis, jalan sana-sini tanpa dibantu siapapun -walaupun menggunakan tongkat-, bahkan mengendarai mobil (tak tanggung-tanggung, mobil yang atapnya bisa dibuka, hehe). Mereka juga ikut belajar bagaimana mengoperasikan komputer dan teknologi terbaru lainnya. Terdapat suatu program khusus di sini, di mana pelajar dan para senior dapat saling bertukar kemampuan/pengetahuan/pengalaman. Lewat program ini, pelajar dapat mengajari para senior mengenai teknologi terbaru.

20. Lalu Lintas
      Di sisi kanan jalan selalu ada simbol-simbol, apakah termasuk zona berkecepatan tertentu, apakah zona tersebut sudah berakhir, apakah boleh berhenti, dan lainnya. Selain itu, di saat lampu merah, tidak ada mobil/ motor lainnya yang berani menerobos. Mengapa? Saya pernah bertanya pada keluarga saya, dan ternyata di lampu merah ini terdapat kamera yang bisa memantau apakah ada yang berani melanggar. Jika ya, maka kamera akan memfoto plat mobil/ motor dan dilacak pemiliknya lalu si pelanggar akan menerima surat tilang di rumahnya. Sanksinya dapat berupa pencabutan SIM dan pembayaran denda (langsung transfer ke akun pemerintah). Kamera ini juga diletakkan di jalan berzona kecepatan tertentu.
      Untuk informasi tambahan, pembuatan SIM di sini tidak semudah membuat SIM di Indonesia (apalagi SIM tembak, ya.. hehe). Pemohon SIM diharuskan belajar mengenai lalu lintas beberapa bulan dan membayar untuk kelasnya. Untuk mengikuti ujian akhir, dikenakan juga biaya dan secara keseluruhan berkisar 2000€ dan jika tidak lulus, pemohon diharuskan mengulang pelajaran.

No comments:

Post a Comment